Silaturahim dengan Penggiat Literasi Belitung: Menggali Karya Budaya Berbasis Konten Lokal untuk Masa Depan

Berita, Daerah39 Dilihat

Belitung, 2 JUNI 2025 – Momentum penting tercipta melalui pertemuan silaturahim bersama para penggiat literasi di Belitung yang digagas oleh Doni Golput, S.E. (PLT), Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kegiatan ini bertujuan menguatkan penelusuran karya budaya yang berbasis konten lokal sebagai landasan literasi untuk generasi mendatang.

Silaturahmi ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang telah sukses dilaksanakan di Pulau Bangka dengan mengundang 60 penggiat literasi.

Tahun ini, fokus dialihkan ke Belitung dengan membangun komunikasi intens jauh-jauh hari untuk menyiapkan rencana kegiatan di tahun berikutnya.

“Dalam rangka memunculkan local wisdom yang menjadi warisan budaya, kami ingin mendorong para penggiat literasi Belitung untuk merancang dan menunjukkan konten-konten budaya yang relevan dan kaya makna,” ujar Doni Golput, S.E.

Beliau menambahkan, silaturahmi ini menjadi langkah awal untuk memaksimalkan realisasi program ke depan. “Konten ini nantinya akan menjadi bahan literatur berharga bagi generasi muda, sehingga mereka tidak hanya mengenal budaya luar yang tidak bisa dibendung keberadaannya, tetapi juga diimbangi dengan memahami dan mencintai budaya lokalnya.”

Pertemuan malam ini juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi Alpha yang cenderung kurang berminat pada budaya baca-tulis di daerahnya. Oleh karena itu, pendekatan literasi kini harus mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan media audio visual serta teknologi digital.

Baca Juga:  Nelayan Belitung Pecah Kapal 3 Hari Di Lautan Di Temukan Kapal Nelayan Lampung

Doni mencontohkan pengalaman di Kabupaten Bangka, di mana arsip kuno berupa Staatsblad Belanda yang dulu dianggap membosankan kini dihidupkan kembali dengan aplikasi yang dapat menerjemahkan dan membacakan isi arsip tersebut dalam bahasa Indonesia.

“Langkah kongkrit ini membuat generasi muda memiliki ketertarikan dan meningkatkan rasa ingin tahu mereka terhadap sejarah daerahnya,” ungkap Beliau yang didampingi Fathur dan staf perpustakaan provinsi lainnya.

Senada dengan itu, Marwan Hasan menegaskan pentingnya menghubungkan warisan budaya dengan inovasi pendidikan. Ia memberi contoh kerja sama dengan satuan pendidikan di Pulau Belitong.

“Kami bekerjasama dengan SMA Negeri 2 Tanjung Pandan dalam lomba STEM tahun lalu yang mengangkat isu ketahanan pangan melalui pengembangan umbi nubung sebagai makanan alternatif pengganti beras. Ini adalah contoh bagaimana budaya lokal tidak hanya menjadi warisan tetapi juga inspirasi inovasi yang dapat dibawa ke tingkatan yang lebih tinggi. Jika dirunut ke belakang, hal tersebut sama seperti praktik yang kami lakukan dalam kegiatan literasi di SMA 1 Membalong beberapa tahun silam. Selain menghasilkan 3 buku literasi yang memuat konten Etnosains, hal tersebut menjadi katalis para siswa yang terlibat untuk melanjutkan studi hingga perguruan tinggi di berbagai universitas negeri di Indonesia,” papar ahli Etnosains Belitong yang sekaligus ketua Litbang Yayasan Pusat Studi Kebudayaan Belitong (PSKB).

Baca Juga:  BNNK Belitung Gelar Rapat Koordinasi Kabupaten Tanggap Ancaman Narkoba di Belitung Timur

Lebih jauh, hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bidang Kebudayaan kabupaten Belitung, Fithrorozi. Beliau menekankan pada konsep literasi yang memilki makna lebih luas, mencakup literasi budaya, numerasi, digital, dan finansial.

Beliau menjelaskan bagaimana budaya lokal, seperti tradisi makan berdulang dan filosofi angka tujuh, mengandung nilai-nilai kebersamaan dan kearifan yang relevan dengan pendidikan karakter anti-bullying dan penguatan daya tarik produk lokal secara digital.

“Digitalisasi budaya harus menjadi media untuk memperkuat daya tarik budaya lokal sekaligus membekali anak-anak dengan gagasan dan memori yang kuat. Anak-anak harus bisa mengenal warna, pohon, dan cerita lokal sebagai bagian dari identitas mereka,” ujarnya.

Pertemuan yang diadakan di Warung Kupi Djanggut ini menegaskan bahwa sinergi antara penggiat literasi, pemangku kebijakan atau pemerintah, serta kelompok lainnya menjadi sangat penting. Literasi harus menjadi bagian utama dari dunia pendidikan dengan memaksimalkan pemanfaatan kemajuan zaman dan teknologi digital hari ini.

Literasi menjadi kunci utama untuk mengangkat karya budaya lokal sebagai produk yang tidak hanya terjebak pada persepsi dan kelatahan status nasional atau internasional semata, tetapi juga mampu menjadi sumber inspirasi dan bahan ajar yang otentik bagi generasi mendatang dalam praktik kehidupan sehari-hari sebagai identitas yang melekat secara organik.

Hal tersebut diamini oleh Iqbal H. Saputra, dan ia menambahkan bahwa diperlukan kebijaksanaan dan kedewasaan berbagai pihak untuk memaksimalkan kelakar mengenai akan dilaksanakannya penggalian kebudayaan konten lokal untuk masa depan yang diwacanakan dalam diskusi. Menurutnya, dengan semangat kolaborasi dan inovasi, kegiatan positif ini dapat mengokohkan identitas dan kearifan lokal sebagai pondasi masa depan bangsa.

Baca Juga:  Kasau TNI AU Saksikan Latihan Jalak Sakti dan Hardha Marutha I di Belitung

Dewan Kesenian Belitung siap terlibat aktif untuk merealisasikan hal tersebut. Tentu saja, kita harus melihat wacana yang didiskusikan tersebut secara holistik, dimana kebudayaan jadi rumah utamanya.

“Semua pihak harus bergotong royong mengaktivasinya berlandaskan pada praktik yang implementatif dan berdampak maksimal atas kebermanfaatannya. Jika kita menyinggung perihal kebudayaan, tentu saja tidak cukup hanya sebatas diksi tangible (budaya benda) dan intangible (budaya tak benda) yang disematkan status-status tertentu dan acapkali tidak berlanjut pada aktualisasi secara realistis. Kebudayaan secara luas, dan literasi secara khusus, saatnya disadari sebagai ketahanan nasional seperti amanah UU Pemajuan Kebudayaan. Kita perlu teliti dan hati-hati agar tidak terjebak pada uforia dan sebatas pada penyerapan anggaran program pusat semata, karena hal tersebut hanya akan melahirkan keadaan distopia bagi pemilik kebudayaan, terutama generasi hari ini. Karena itu, kami menyambut baik langkah dan inisiatif Perpustakaan Provinsi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam merealisasikan wacana tersebut menjadi sebuah rencana terukur untuk direalisasikan dalam program nyata di kabupaten Belitung,” pungkas ketua Dewan Kesenian yang saat ini menjabat di periode keduanya.

Oleh karenanya, pertemuan santai dan khidmat di Warung Diran Djanggut malam ini, semakin menebalkan semangat literasi dari para penggiat literasi di Pulau Belitong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *